Nama:
Inggriany Wijaya (26209096)
Kelas
: 4EB06
BAB
9
PERENCANAAN
DAN KENDALI MANAJEMEN
Persaingan global yang terjadi seiring dengan
kemajuan dalam teknologi terus menerus secara signifikan mengubah ruang lingkup
usaha dan ketentuan pelaporan internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan
nasional secara terus menerus, mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan,
pembatasan terhadap pengiriman dana lintas batas nasional, perbedaan dalam
sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan pengaruh harga
komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba dan biaya modal
perusahaan merupakan variabel yang memperumit keputusan manajemen. Pada saat
yang bersamaan, perkembangan seperti internet, konferensi video, dan transfer
elektronik mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan pendanaan.
Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin
sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan
tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan
privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordinasi operasi global
melalui usaha patungan (joint ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal
tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional untuk tidak hanya
menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga
menggunakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.
PEMBUATAN MODEL USAHA
Survey terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen
mengahabiskan lebih banyak waktu dalam masalah perencanaan strategis
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha merupakan gambaran
besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis
jangka panjang suatu perusahaaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama.
mengidentifikasi faktor-faktor utama yang relevan
terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan
perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk
menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
mengembangkan sumber-sumber data untuk mendukung
pilihan-pilihan strategis.
mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi
serangkaian tindakan yang spesifikasi.
ALAT PERENCANAAN
Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan
di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan
membantu perusahaan mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Baik pesaing
dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan
persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Salah satu alat tersebut adalah
analisis WOTS-UP. Analisis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan
yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Alat keputusan ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi dimana
seluruhnya bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan
eksternal suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan
untuk memperoleh data.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri
merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan
mutinasional. Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumlah besar
modaldan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan
yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu
keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.
Dalam lingkungan internasional, perencanaan
investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam hukum pajak, sistem akuntansi,
laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan
dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan
untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
BIAYA MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan
menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus
dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal
perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus
menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan
agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan
proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut.
Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah
perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas dapat dihitung dengan beberapa
cara. Satu metode yang populer menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen
dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan Di =
ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir periode. Po = harga pasar kini
saham pada awal periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen,
biaya ekuitas, Ke dihitung sebagai berikut Ke = Di/Po + g. Meskipun modal untuk
mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana saham-saham perusahaan
multinasional tercatat, seringkali cukup sukar untuk mengukur Di dan g.
Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen tergantung pada
arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Pengukur arus kas ini diperumit
oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan. Terlebih lagi pengukuran tingkat
pertumbuhan dividen suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan diperumit oleh
kontrol valuta asing dan restriksi pemerntah lainnya dalam transfer dana lintas
batas.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Isu yang Berkaitan dengan Sistem
Jarak merupakan kerumitan yang jelas terlihat.
Disebabkan oleh keadaan geografis, komunikasi informasi secara formal umumnya
menggantikan kontak pribadi antar manajer operasi lokal dengan manajemen kantor
pusat.
Tiga strategi teknologi informasi global, yang
masing-masing berhubungan dengan jenis organisasi multinasional tertentu.
Keberhasilan yang dicapai tergantung pada kesesuaian rancangan system dengan
strategi perusahaan :
a)
penyebaran rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi
yang lebih kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system
informasi domestik mendominasi kebutuhan
b)
penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal
diberi kendali yang signifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi
dan system terkait mereka sendiri.
c)
Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi
teknologi informasi global lokal dijalankan oleh perusahaan global dengan
aliansi strategi di seluruh dunia. System informasi dirancang untuk
mencerminkan kebutuhan perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan lokal.
Masalah
Informasi
Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi
untuk manajemen perusahaan, mulai dari pengumpulan data hingga laporan
likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban.
Untuk setiap kelompok data yang disampaikan manajemen perusahaan harus
menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang
diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat penyusutan dan
penyampaian tepat waktu.
Disini faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi
penggunaan informasi yang dihasilakn secara translasi. Laporan dari operasi
luar negeri perusaaan multinasioanal AS umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen doalr agar para manajer kantor pusat di AS melakukan evaluasi
terhadap investasi mereka dalam dolar.
Isu-isu dalam Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja.
Pertimbangan ini juga sama pentingnya karena memungkinkan para manajer keuangan
untuk :
Mengimplementasikan strategi keuanagn global sebuah
MNE
1)
Mengevaluasi sejauh mana strategi yang terpilih memberikan kontribusi
dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
2)
Memberikan motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai
tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
System penegndalian manajemen bertujuan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien.
Sebaliknya system pengendalian keuangan merupakan system pengukuran kauntitatif
dan komunikasi yang memfasilitasi penegndalian melalui :
a)
Komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi
b)
Memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja
c)
Mengawasi kinerja
d) Mengkomunikasikan
penyimpanan antara kinerja aktual dan neraca kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab.
Sistem Pengendalian domestik vs Multinasioanal
Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang
digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar
negerinya dalam banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestic. David
Hawkins menawarkan empat alasan dasar untuk hal ini :
a)
Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang
penting dalam tahap-tahap awal pendirian operasi luar negeri.
b)
Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik dari pada
harus membuat dari awal keseluruhan sistem yang direncanakan untuk operasi luar
negeri.
c) Untuk
menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak
kontroler perusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang
beroperasi menggunakan format dan daftar yang sama untuk mencatat dan
mengirimkan data keuangan dan operasi.
d) Mantan
eksekusi domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan
mereka akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebnayak mungkin
system penegndalian domestik umumnya karena mereka mencapai tingkat manajemen
tertinggi denagn menguasai sistem domestik.
Penganggaran Operasional
Setelah tujuan strategis dan anggaran modal terbuat,
selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek.
Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana
laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi
peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen.
Kinerja keuangan suatu operasi luar negeri dapat
diukur dalam mata uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-duanya. Mata
uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai
kinerja suatu unit luar negeri dan manajernya. Nilai mata uang yang
berfluktuasi dapat mengubah laba ketika diukur dalam mata uang lokal dan akan
menjadi karugian ketika dinyatakan dalam mata uang negara asal. Tiga kurs yang
mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft anggaran operasional pada awal
periode :
a) Kurs
spot yang berlaku ketika anggaran disuusun
b) Suatu
kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi)
c) Kurs
pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kurs berubah (kurs penutupan)
Konsep
biaya standar dan Kaizen
Sistem penentuan biaya standar mencoba untuk
meminimalkan varians antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual.
Penentuan biaya kaizen menekankan untuk melakukan apa ynag diperlukan untuk
mencapai tingkatan kinerja yang diinginkan dalam kondisi pasar yang kompetitif.
Konsep Biaya Standar
Konsep Biaya Kaizen
Penegndalian biaya
Pengurangan biaya
Diterapkan pada kondisi manufaktur yang ada
Diterapkan pada perbaikan manufaktur secara
terus-menerus
Tujuan : kesesuaian dengan standar kinerja
Tujuan : mencapai target pengurangan biaya
Standar ditentukan tiap tahun
Target pengurangan biaya ditentukan setiap bulan
Analisis variabs didasarkan pada aktual vs standar
Analisi varians didasarkan pada pengurangan biaya
secara konstan
Melakukan investigasi apabila standar tidak
terpenuhi
Melakukan investigasi jika target biaya tida
tercapai
Evaluasi Kinerja operasi Luar Negeri
Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sistem
pengendalian yang efektif. Sistem evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat
memungkinkan manajemen puncak untuk :
a)
Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada.
b)
Menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan
c)
Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan
produktif.
d)
Mengevaluasi kinerja manajemen.
e)
Memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi.
Bab
10
Manajemen
resiko keuangan
Manajemen risiko (risk management) menjadi kebutuhan
yang strategis dan menentukan perbaikan kinerja dari organisasi. Pada suatu ras
bangsa (Cina), karakter tulisan risiko berarti pula peluang. Risiko yang
dikelola dengan optimal bahkan memunculkan berbagai peluang bagi organisasi
yang bersangkutan. Manajemen risiko diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya terbatas yang dimiliki organisasi. Pengalokasian sumber daya
didasarkan pada prioritas risiko yang dimulai dari risiko skala tertinggi.
Demikian pula, manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi secara periodik
melalui aktifitas pengendalian (internal control).
Manajemen risiko pada organisasi swasta berkembang
lebih pesat dibandingkan organisasi publik (instansi Pemerintah). Fenomena ini
dinilai lumrah mengingat sektor swasta memiliki ukuran-ukuran yang jelas bagi
berhasil atau gagalnya organisasi. Sedangkan organisasi publik banyak
berlindung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir. Namun, dorongan
bagi sektor publik untuk melakukan manajemen risiko dalam aktivitasnya semakin
meningkat, dan Departemen Keuangan meresponnya dengan menugaskan Inspektorat
Jenderal sebagai compliance office for risk management.
I. PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi.
Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.[3] Vaughan (1978) mengemukakan
beberapa definisi risiko sebagai berikut:
- Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans
kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure
(keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance
dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi
tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan
antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam halchance of loss 100%,
berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
- Risk is the possibility of loss (Risiko adalah
kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas
sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang
cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
- Risk is uncertainty (Risiko adalah
ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective.
Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko
yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.
Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.
- Risk is the dispersion of actual from expected
results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat
penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik
rata-rata.
- Risk is the probability of any outcome different
from the one expected (Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda
dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di atas, risiko bukan
probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa
outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan
dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan,
atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya
ketidakpastian.
PROSES MANAJEMEN RISIKO
(1) Internal environment (Lingkungan internal)
(2) Objective setting (Penentuan tujuan)
(3) Event identification (Identifikasi risiko)
(4) Risk assessment (Penilaian risiko)
(5) Risk response (Sikap atas risiko)
(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas
pengendalian)
(7) Information and communication (Informasi dan
komunikasi)
(8) Monitoring
MANAJEMEN RISIKO DAN FUNGSI PENGAWASAN
Perkembangan peranan pengawasan internal (internal
control) terkini menggunakan kerangka COSO (COSO Framework). Kerangka ini
memandang internal control sebagai sebuah proses, dan dirancang untuk
memberikan keyakinan tentang efektivitas dan efisiensi dari operasi, keandalan
informasi atau pelaporan keuangan, dan ketaatan pada peraturan dan ketentuan
yang berlaku. COSO Framework terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu
control environment, risk assessment, control activities, information and
communications, dan ongoing monitoring.
Bila dicermati secara seksama, terdapat kesamaan
tujuan, cara pandang, dan materi padarisk management dan internal kontrol.
Seluruh komponen COSO Framework ada padarisk management. Pemahaman manajemen
risiko dalam pengawasan akan mengoptimalkan fungsi pengawasan berupa
efektifitas pencapaian tujuan pengawasan dan efisiensi biaya pengawasan. Dengan
demikian, di satu sisi dapat dikatakan bahwa internal control is the integral
part of risk management.
Risk management yang telah dilakukan oleh manajemen
perlu dinilai kelayakannya melalui aktifitas internal control.
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk
meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam
harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang
dihadapi ini dikenal sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai
bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan
manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko liquiditas timbul karena tidak semua
produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa
pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3. Resiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak
lawan dalam kontrak manajemen resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena
pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan
tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi
lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu
transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang
hendak dilindungi nilai.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peranan yang penting
dalam proses resiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan
eksposur pasar, menguantifikasikan keseimbangan yang terkait dengan strategi
respon risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap
resiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi
efektifitas program lindung nilai.
Identifikasi Resiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentiofikasikan berbagai jenis resiko market berpotensi dapat disebut
dengan pemetaan resiko.
Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran yang dimainkan para akuntan dalam proses
manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan
dengan alternatif strategi respons resiko. Mungkin manajemen leih suka
mempertahankan beberapa resiko yang dihadapi ketimbang harus melakukan lindung
nilai apabila biaya perlindungan resiko dirasakan lebih tinggi dari pada
manfaatnya.
Manajemen Resiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen resiko
mencakup :
1. Antisipasi pergerakan kurs
2. Pengukuran resiko kurs valuta asing yang dihadapi
perusahaan
3. Perancangan strategi perlindungan yang memadai
4. Pembuatan pengendalian manajemen resiko internal
Peramalan atas perubahan kurs
Dalam mengembangkan program manajemen resiko nilai
tukar, manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah,
waktu, dan magnetudo perubahan kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya,
manajemen keuangan dapat menyusun ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih
efesiensi dan efektif. Namun demikian apakah mungkin untuk memprediksi
pergerakan mata uang dengan akurat tetaplah sebuah masalah. Jika peramalan kurs
tidak mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer keuangan dan akuntan
harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimalkan
pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi
resiko.
Manajemen Potensi Resiko
Potensi terhadap resiko valas timbul apabila
perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas
perusahaan.
Potensi Resiko Translasi
Potensi resiko translasi mengukur pengaruh perubahan
kurs valas terhadap nilai equivalen mata uang domestik atas aktiva dan
kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Strategi Perlindungan
Strategi ini mencakup :
1. Lindung nilai neraca
2. Lindung nilai operasional
3. Lindung nilai kontraktual
Strategi Untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak
atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan,
menghilangkan, atau paling tidak mengalihkanresiko pasar pada pundak pihak
lain.
Kontrak Forward Valas
Kontrak forward valuta merupakan perjanjian untuk
mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan
mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa yang akan datang, berdasarkan
kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward.
Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang
mirip dengan kontrak yang forward. Sepeti halnya forward, future merupakan
komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu
tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang sudah yang ditentukan.
Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk
membeli atau menjual suatu mata uang dari pihak penjual berdasarkan harga
tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa yang telah ditentukan. Opsi jenis
eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluarsa.
Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan
dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah
ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan
akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang
relatif rendah. Swap ini juga mungkinkan perusahaan untuk melakukan lindung
nilai terhadap resiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133 yang diklarifikasi
melalui FAS 149 pada bulan april 2003, unuk memberikan pendekatan tunggal yang
kompherensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS
No. 39 yang baru saja direvisi berisi panduan yang untuk pertama kalinya
memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan.
Sebelum kedua standar ini dibuat standar akuntansi global untuk produk tidak
lengkap tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB
dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuran derivatif, masih
saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai
wajar. Wallance menyebutkan terdapat 64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur
perubahan dalam nilai wajar atas resiko yang sedang dilindungi nilai dan atas
instrumen lindung nilai.
Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing
lainnya yang dibahas adalah mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward.
Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada sifat aktifitas
lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan,
transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan
sebagainya.
Pengungkapan
Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak
derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan dan terhadap karakteristik risik
suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan. Pengungkapan yang diwajibkan
oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini.
Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk
melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi resiko pasar dari pos-pos yang dilindung
nilai
4. Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian
efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai
tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung
nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan
Poin-Poin Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam
berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri
perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian
treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen
risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan dan
pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup
dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan membantu
unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Acuan Yang Tepat
Objek dari manajemen resiko adalah untuk mencapai
keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya. Dengan demikian standar yang
tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual merupakan bagian yang
diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu di perjelas
dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan harus didasarkan pada
konsep biaya kesempatan.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat
merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen
resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya mereka harus
merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akunkeuangan untuk
keperluan pelaporan eksternal.
BAB
11
PENETAPAN
HARGA TRANSFER DAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
1. KONSEP
AWAL
Rumitnya hukum dan aturan yang menentukan pajak bagi
perusahaan asing dan laba yang dihasilkan di luar negri sebenarnya berasal dari
beberapa konsep dasar
a.
Netralitas pajak adalah bahwa pajak tidak memiliki pengaruh (atau
netral) terhadap keputusan alokasi sumberdaya.
b.
Ekuitas pajak adalah bahwa wajib pajak yang menghadapi situasi yang
mirip dan serupa semestinya membayar pajak yang sama tetapi terhadap
ketidaksetujuan antar bagaimana mengimplementasikan konsep ini.
2.
PEMAJAKAN TERHADAP SUMBAR LABA DARI LUAR NEGRI
Beberapa Negara separti prancis, kosta Rika,
hongkong panama afrika selatan, swiss dan venezuala menerapkan prinsip
pemajakan teritorial dan tidak mengenakan pajak terhadap perusahaan yang
berdomisili di dalam negri yang labanya dihasilkan di luar wilayah Negara
tersebut. Sedangkan kebanyakan Negara (seperti Australia, Brazil, Cina,
Republik Ceko, Jerman, Jepang, Meksiko, belanda, inggris, dan Amarika Serikat)
menerapkan prinsip seluruh dunia dan mengenakan pajak terhadap laba atau
pendapatan perusahaan dan warga Negara di dalamnya, tanpa melihat wilayah
Negara.
3. KREDIT
PAJAK LUAR NEGERI
Kredit pajak dapat di perkirakan jika jumlah pajak
penghasilan luar negri yang dibayarkan tidak terlampau jelas (yaitu ketika anak
perusahaan luar negri mengirimkan sebagian laba yang bersumber dari luar negri
kepada induk perusahaan domestik). Disini deviden yang dilaporkan dalam surat
pemberitahuan pajak induk perusahaan harus dihitung kotor (gross-up) untuk
mencakup jumlah pajak( yang dianggap terbayar) ditambah seluruh pajak pungutan
luar negri yang berlaku. Ini berarti seakan-akan induk perusahaan domestic
menerima dividen yang didalamnya termasuk pajak terhutang kepeda pemerintah
asing dan kemudian membayarkan pajak itu.
Kredit pajak tidak langsung luar negri yang
diperbolehkan(Pajak penghasilan luar negri yang dianggap terbayar) ditentukan
dengan cara sebagai berikut:
Pembayaran deviden
( termasuk seluruh pajak pungutan)
x pajak asing yang dapat di kreditkan
Laba setelah pajak penghasilan luar negri
4.
PERENCANAAN PAJAK DALAM PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Dalam melakukan perencanaan pajak perusahaan
multinasional memiliki keunggulan tertentu atas perusahaan yang murni domestik
karena memiliki fleksibilitas geografi lebih besar dalam menentukan lokasi
produksi dan sistem distribusi. Fleksibilitas ini memberikan peluang tersendiri
untuk memanfaatkan perbedaan ataryuridis pajak nasional sehingga dapat
menurunkan beban pajak perusahaan secara keseluruhan.
Pengamatan atas masalah perencanaan pajak ini di
mulai dengan dua hal dasar:
a.
Pertimbangan pajak seharusnya tidak pernah mengandalikan strategi usaha
b.
Perubahan hokum pajak secara konstan membatasi manfaat perencanaan pajak
dalam jangka waktu panjang.
5.
VARIABEL-VARIABEL DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER
Harga transfer menetapkan nilai moneter terhadap
pertukaran antarperusahaan yang terjadi antara unit operasi dan merupakan
pengganti harga pasar. Pada umumnya harga transfer dicatat sebagai pendapatan
oleh satu unit dan biaya oleh unit lainnya. Transaksi lintas Negara juga
membuka perusahaan multinasional terhadap sejumlah pengaruh lingkungan yang
menciptakan sekaligus menghancurkan peluang untuk meningkatkan laba perusahaan
melalui penetapan harga transfer. Sejumlah variabel separti pajak, tarif
kompetisi laju infalsi, nilai mata uang, pembatasan atas transfer dana, resiko
politik dan kepentingan sekutu usaha patungan sangat memperumit keputusan
penentuan harga transfer.
6. Faktor
Pajak
Harga transaksi yang wajar merupakan harga yang akan
diterima oleh pihak-pihak tidak berhubungan istimewa untuk barang-barang yang
sama atau serupa dalam keadaan yang sama persis atau serupa. Metode penentuan
harga transaksi wajar yang dapat diterima adalah :
(1) metode penentuan harga tidak terkontrol yang
sebanding.
(2) metode penentuan harga jual kembali.
(3) metode penetuan harga biaya plus dan
(4) metode penilaian harga lainnya
7. Faktor
Tarif
Tarif yang dikenakan untuk barang-barang impor juga
memengaruhi kebijakan penentuan harga transfer perusahaan multinasional.
Sebagai tambahan atas keseimbangan yang didentifikasikan, perusahaan
mulinasional harus mempertimbangkan biaya dan manfaat tambaha, baik eksternal
maupum internal. Tariff pajak tinggi yang dibayarkan oleh importer akan
menghasilkan dasar pajak penghasilan yang lebih rendah.
8. Faktor
Daya Saing
Demikian juga halnya, harga transfer yang lebih
rendah dapat digunakan untuk melindungi operasi yang sedang berjalan dari
pengaruh kompetisi luar negeri yang semakin mengikat pada pasar setempat atau
pasar lainnya. Pertimbangan daya saing seperti itu harus diseimbangkan terhadap
banyak kerugian yang berakibat sebaliknya. Harga transfer untuk alasan-alasan
kompetitif dapat mengundang tindakan anti-trust oleh pemerintah.
9. Faktor
Evaluasi Kinerja
Kebijakan harga transfer juga dipengaruhi oleh
pengaruh mereka terhadap perilaku manajemen dan sering kali merupakan penentu
kinerja perusahaan yang utama.
10.
Kontribusi Akuntansi
Para akuntan manajemen dapat mamainkan peranan yang
signifikan dalam menghitung kesimbangan (trade-offs) dalam strategi penentuan
harga transfer. Tantangan yang dihadapi
adalah mempertahanka perspektif global pada saat melakukan pemetaan manfaat dan
biaya yang berkaitan dengan keputusan penentu harga
11.
METODOLOGI PENENTUAN HARGA
TRANSFER
Dalam suatu dunia dengan harga transfer yang sangat
kompetitif, tidak akan menjadi masalah besar ketika hendak menetapkan harga
transfer sumber daya dan jasa antar perusahaan. Namun demikian, jarang sekali
terdapat pasar eksternal yang kompetitif untuk produk-produk yang ditransfer
antar entitas yang berhubungan istimewa tersebut. Masalah penentuan biaya ini
sangat terasa dalam tingkat internasional, kareba konsep akuntansi biaya ini
berbeda dari satu negara ke negara lainnya.
12. Prinsip
Wajar
Jenis perusahaan multinasional yang umum adalah
operasi integrasi. Anak perusahaannya berada dalam kendali yang sama serta
berbagi sumber dan tujuan yang sama.Kebutuhan untuk mengumumkan laba kena pajak
di negara yang berbeda berarti perusahaan multinasional harus mengalokasikan
pendapatan dan beban diantara anak perusahaan dan menentukan harga transfer
untuk transaksi antarperusahaan.
KASUS
10-2
1. Bandingkan pendekatan GE untuk melakukan evaluasi
kinerja dengan yang dilakukan oleh ICI (yang disebutkan dalam bab ini).
- Sistem evaluasi kinerja General Electronic Company
di seluruh dunia didasarkan pada kebijakan desentralisasi. Kebijakan ini
mencerminkan keyakinan perusahaan bahwa manajer akan lebih bertanggung jawab
dan usaha mereka akan dikelola secara lebih baik jika manajer diberikan
wewenang dan alat yang diperlukan untuk membuat anggaran dan mencapai target
laba bersih dalam dolar.
- Sedangkan ICI melakukan sentralisasi fungsi
manajemen pendanaan dan resiko potensial pada kantor pusat. ICI juga menetapkan
penyesuaian biaya kini ke dalam sistem pelaporan internal.
2. secara kritis evaluasi kekuatan dan kelemahan
setiap metode penilaian performa tiap manajernyayang berhubungan dengan masalah
fluktuasi nilai mata uang.
GE:
- Penilaian dengan pendekatan GE mencakup seberapa
baik manajer berhubungan dengan pemerintah, dan keberhasilan dalam
mempertahankan hubungan dengan karyawan.
- GE melakukan penilaian operasi secara periodik
dimana masing-masing dinilai oleh tingkatan di atasnya.
- Pengukuran GE mencakup ROI (dihitung sebagai
jumlah laba bersih yang dilaporkan ditambah dengan beban bunga setelah pajak,
dibagi dengan jumlah kekayaan bersih ditambah pinjaman)
ICI:
- Penilaian ICI membagi ukuran kinerja ke dalam 2
kategori (jangka panjang dan jangka pendek). Arus kas yang dihasilkan oleh
produk dan ROI merupakan ukuran jangka panjang yang utama.
- Sebagai ukuran ROI, ICI menggunakan rasio laba
operasi dalam biaya kini (sebelum bunga, pajak, dan deviden) dengan aktiva
tetap dalam biaya kini ditambah modal kerja bersih.
- ICI melakukan sentralisasi fungsi manajemen
pendanaan dan resiko potensial pada kantor pusat.
3. Pendekatan evaluasi kinerja manakah yang Anda
dukung dan mengapa?
Pendekatan evaluasi kinerja yang Kami sukai adalah
pendekatan GE, karena GE tidak memiliki standar yang kaku untuk membandingkan
kinerja antar perusahaan afiliasinya. GE juga melakukan penilaian operasi
secara periodik dimana masing-masing dinilai oleh tingkatan di atasnya. Selain
itu, untuk meminimalkan potensi resiko mata uang, GE mendanai aktiva tetap
dengan ekuitas dan menetapkan perusahaan afiliasi bertanggung jawab untuk
mempertahankan posisi modal kerja yang seimbang.
Sumber : Choi
Federick D.S dan Gary K.Meek.2005.Akuntansi internasional.edisi
kelima.jakarta-salemba empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar